In my very very personal point of view, di luar buku fisik (which means digital), aku termasuk mudah males duluan kalo lihat paragraf yg panjang dan gemuk. Suka pengen skip aja ke next paragraph, kecuali gaya tulisannya emang bikin penasaran dan flowy.

Maka dari itu, aku pribadi lebih suka memecah paragraf jadi pendek-pendek.

Bahkan terkadang,
aku pengen bermain layout
layaknya graphic designer
yg bermain typography
dengan layout dan hirarki
kayak font size, boldness, dan warna text.

Lebih asik aja kayaknya ngajakin pembaca untuk selain baca, tapi lihat desain tipografi. Ga flat tulisan aja kayak buku fisik novel.


___
Soalnya pula, karakter pambaca digital hari ini lebih suka yang to the point, pendek, karena udah terbiasa juga consuming konten video pendek-pendek.


Sangat disayangkan sih, tapi mau gimana lagi, sosial media sudah membentuk focus span yang lebih pendek. Kalo panjang dan bertele-tele, pasti cepet di skip.


i know kalo bermain typography di platform blog itu pasti sulit dan emang bukan tempatnya juga sih.


I'm just sayin' sih... ya kalo aku pribadi.. minimal textnya pendek-pendek aja karena kutahu kalo gaya tulisanku ga flowy, bahkan cenderung bingungin.


0 comments:

Post a Comment