Padahal udah bikin bearblog buat microblog, tapi kok tetep nulis disini sih? hahaha.. Ntahlah, mari kita lihat aja, mana yang paling menyamankan, bearblog aku lakuin karena mainan baru, suka penasaran aja. Kalo disini udah kayak dapet nyamannya.

Anyway, seharian ini aku keasyikan designing lagi landing page 🖳🍥untuk kebutuhan membuka peluang freelance as a 📷photographer.

Tadinya, aku berfikir bahwa yang terpenting saat ini adalah membangun portfolio dulu, take some free project, collab sama temen-temen deket dulu, secara free fotoin anaknya kah, atau momen keluarganya pas main.

Tapi itu butuh proses dan ga bisa hari ini juga dilakukan. So, daripada diem. apply lamaran sana-sini juga udah, aku re-design aja blogku yg di WP.

Kenapa wordpress?--Karena yg blogspot mah kayaknya udah pas banget auranya jadi blog personal, ga mau aku oprak oprek lagi, dan agak susah juga sih.

Nah kalo WP tuh lebih modern dan tools designing tanpa codingnya lebih banyak, jadinya sangat-sangat memudahkan.

Designingnya simpel sih, hanya buat satu halaman landing page yg padanya ada satu foto gede, dan beberapa pilihan menu yg semuanya punya maksud memperkuat portfolio adynura as a photographer and also a bit videography...

Dan kontak email/WA kalo mau tanya lebih lanjut.

Tapi PEERnya masih banyak sih, mesti bikin pricelist, trus page about me / portfolio gallery fotonya masih template bawaan dan belum aku edit dgn foto-foto dariku.

Step by step aja. 🌐Landing page itu amatlah penting kalo dari mata digital marketing, itu kayak wajah kita yg mana orang bisa langsung menilai kalo sekilas ngeliat...

Atau kayak penampakan halaman kafe☕ yg mana desain mukanya bisa bikin orang tertarik untuk masuk atau tidak.


adynura.wordpress.com adalah landing page ku. kalo ada waktu, boleh lihat aja sekilas.


Kubuat sesimpel-simpelnya berharap biar lebih clear aja maksudnya apa.

Hari ini seharusnya ada kabar baik dengan terjualnya iMac kantor, dan uangnya bisa buat bayarin gaji yang kepending, tapi ternyata setelah dicek langsung sama yang beli (untung beli COD), ada beberapa kerusakan yang cukup major yaitu adalah pink shadow yg udah kayak vignetting sekeliling layarnya.


Padahal tadinya aku yakin itu pink shadow ga ada, tapi sepertinya selama ga dipergunakan sejak februari, pink shadow-nya jadi makin parah terlihat dan hasilnya, calon pembelinya ga jadi beli karena dia tahu kalo itu sangat major untuk kebutuhan kerjanya kelak.


Begitulah yang namanya rejeki, meski kita udah berusaha,  kalo emang bukan rejekinya kita ya ga kan kita dapetin juga, makanya.. mungkin akan lebih bijak untuk menyikapi rejeki ini dengan





'Berusahalah sebisanya dan ga perlu ngotot, karena kita ga tahu mana yang lebih baik buat kita. Rejeki pun sudah ditentukan bahkan jauh sebelum kita diciptakan.' ✌✌✌

Beberapa hari terakhir ini dipenuhi dengan duduk seharian depan laptop dan buka portal-portal job seeker, juga dikit-dikit benerin profile di Linkedin biar lebih mudah juga dapet kerjaan. dan terakhir, untuk memulai dunia freelance, setelah baca-baca, portofolio adalah (tentunya) yang terpenting.


Karena kalo brand fashion itu jualan baju, atau
Brand service makanan itu jualan service-nya,


Nah kalo freelancer itu lebih ke 'jual diri', showcase hasil kerjaan, prestasi yg diraih, juga pengalaman kerja, karena itulah yang purely dinilai terlebih dahulu sebelum melangkah lebih lanjut coba menggunakan jasanya. Karena kita adalah 'produk' yg akan dibeli benefitnya.


Dan perihal photography/video portfolio, aku sebetulnya masih bingung bikin landing page-nya karena ketiadaan modal, maka yg aku andalkan hanyalah platform gratisan seperti blogger atau WP.


Kedua platform itu punya kelebihan dan kekurangannya tersendiri, tapi karena kayaknya yg blogspot itu udah kayak 'blog banget', kayaknya bakalan bikin 'landing page gratisan' nya pake WP aja dengan nama yang sama.


adynura.wordpress.com


kenapa tetep adynura? karena melihat beberapa fotografer yg patut aku contohi seperti 👦Hamada Hideaki atau yg lokal 👨Govinda Rumi, kedua pake nama sendiri dan beneran showcasing 📸photoworknya, jangan dulu bicara tulisan atau penghias lainnya.


So, i will do the same, purely photographs on WP, and tulis menulis di blogspot dan ini.


But still, no matter what, i think i still need to work for someone or some company, yg ada gaji tetapnya, semua hanya karena aku ga punya uang pegangan, bahkan untuk biaya hidup rumah tangga sehari-hari :(.

Bismillah!! 🍀🍀🍀

Lebaran kali ini sedikit berbeda tapi cukup besar perubahannya. Ini adalah kali pertama berlebaran tanpa kehadiran seorang ayah, seorang kepala rumah tangga, seseorang yang paling dihormati, sosok yang selalu dilihat dan jadi teladan.


Air mata mamahkupun mengalir dengan deras di momen memelukku pas sungkeman selepas pulang dari Solat Ied. Mungkin itu adalah air mata yang tertahan sedari hari wafatnya hingga hari ini, atau mungkin itu adalah air mata yang tak sengaja terlepaskan dihadapan anak-anak terutama aku. Menangis, tersedu sedan.


Tangis yang sama ketika aku berdiri sendiri di hadapan keranda berselimut kain berwarna hijau bertuliskan arab. Aku, yang mungkin terakhir kali menangis adalah ketika menyolatkan anakku sendiri yang hanya berumur sehari. Itupun beberapa tahun yang lalu.

Momen itu, akupun menangis tersedu sedan yang sama, sesak di dada. Menyisakan sesal.


Sesal karena adalah takdirku untuk tidak berada disamping bapak di saat terakhirnya, sesal yang datang dari Bandung, telat, ga sempat memandikan, bahkan wajah terakhirnyapun aku ga lihat.

Hanya di Mesjid itu aku menangis tersedu sedan, dan hanya sampai disitu saja. Hingga detik ini, belum ada lagi tetes air mata yang mencair dari mataku.


Bahkan, ketika mamahku menangis tersedu sedan ketika memelukku, aku hanya bisa memeluk erat mamah, membelai punggungnya dan berkata "lepaskan aja mah, biar lega..."


Lebaran kali ini, ga ada foto keluarga. Mungkin karena lupa, tapi bisa juga karena setiap dari kita belum bisa menerima bahwa foto keluarga kali ini tidak ada satu sosok yang paling kita hormati, teladan para anak lelaki, cinta pertama para anak perempuan.

But it's okay, time will heal. After all, we all gonna die someday, dan semoga kami sekeluarga bisa kembali bertemu, berkumpul di tempat yang lebih baik.


Selamat hari raya Idul fitri. Cobalah untuk memaafkan diri dulu, melangkah maju menjadi pribadi yang baru dan lebih baik dari sebelumnya. 




Having purpose every single day, i think is the key to make our life better, if not.. at least we wont be like dead wood that go with the river flow.

Karena tentu saja menyoal akhir mah semuanya sama aja ke laut (misalnya), tapi hidup ini ternyata adalah tentang menikmati serangkaian proses, karena akhir mah udah terlalu pasti untuk difikirkan, tapi proses? cara menjalani kehidupan?


Aku tuliskan ini karena akupun seringkali terlena dengan going with the flow, it feels easier, no commitment, just do what we WANT to do, not what we NEED to do.

Writing journal, daily checklist, having long term and short term goals. These are basics that we can do in our daily life that most probably will leads to our life goal!


Isn't that what we want?


Kalo ditanya, emang apa life goals-nya?
hmmm... pengen punya rumah sendiri, trus pengen punya usaha sendiri, dan mencapai FIRE sedini mungkin (Financial Independence Retire Early).


Kalo short term goal, hmm.. dari kejadian 10 malam terakhir Ramadan, kerasa banget kalo ga punya temen soleh itu rasanya melemahkan, itikaf pun jadi setengah-setengah karena berasa ga ada temen yg menguatkan kalo lagi males.


So, punya temen baru, bahkan a group of friends yg sholeh yg bisa saling mengingatkan adalah goal jangka pendekku sekarang.


Dari goal-nya, keliatan ya umurnya berapa, hahaha...

Entah kenapa tapi beberapa hari terakhir ini rasanya hati ini 'sempit'. Lagi ga kerja gini jadi overthinking sama masa depan.

"What career path should i choose?"
"am i really still have choice?"
"apakah akan begini terus?"
"kok kayaknya bakal never ending struggle?"
"apakah mendamba hidup lambat dan secukupnya itu hanya mimpi aja?"
"terkadang, aku ingin jadi seorang petani saja. Tapi emangnya semudah itu?"

and lots of things going on in my head, never ending conversation and debate from myself to me.

"Will i be survive? atau sudah saatnyakah
menyerahkan diri, hidup sesuai apa yang pencipta-Ku inginkan."

In my very very personal point of view, di luar buku fisik (which means digital), aku termasuk mudah males duluan kalo lihat paragraf yg panjang dan gemuk. Suka pengen skip aja ke next paragraph, kecuali gaya tulisannya emang bikin penasaran dan flowy.

Maka dari itu, aku pribadi lebih suka memecah paragraf jadi pendek-pendek.

Bahkan terkadang,
aku pengen bermain layout
layaknya graphic designer
yg bermain typography
dengan layout dan hirarki
kayak font size, boldness, dan warna text.

Lebih asik aja kayaknya ngajakin pembaca untuk selain baca, tapi lihat desain tipografi. Ga flat tulisan aja kayak buku fisik novel.


___
Soalnya pula, karakter pambaca digital hari ini lebih suka yang to the point, pendek, karena udah terbiasa juga consuming konten video pendek-pendek.


Sangat disayangkan sih, tapi mau gimana lagi, sosial media sudah membentuk focus span yang lebih pendek. Kalo panjang dan bertele-tele, pasti cepet di skip.


i know kalo bermain typography di platform blog itu pasti sulit dan emang bukan tempatnya juga sih.


I'm just sayin' sih... ya kalo aku pribadi.. minimal textnya pendek-pendek aja karena kutahu kalo gaya tulisanku ga flowy, bahkan cenderung bingungin.